KH Hasyim Asy’ari Hilang dari Kamus Sejarah, Begini Penjelasan Mas Nadiem

KH Hasyim Asy’ari Hilang dari Kamus Sejarah, Begini Penjelasan Mas Nadiem

JAKARTA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim mengaku tidak ada niat untuk menghilangkan nama pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari dalam kamus sejarah.

“Kepada masyarakat Indonesia saya ingin memastikan, bahwa tidak ada niatan sama sekali Kemendikbud untuk menghilangkan jejak sejarah,” kata Nadiem dalam keterangan akun Instagramnya dikutip, Kamis (22/4/2021).

Nadiem juga memastikan, bahwa Kemendikbud berkomitmen memberi penghormatan atas nilai-nilai sejarah dan perjuangan tokoh-tokoh bangsa. Termasuk keberadaan KH Hasyim Asy’ari sebagai pendiri NU dan para tokoh penerusnya.

“KH Hasyim Asy’ari adalah seorang kiai, guru dan juga panutan yang telah menorehkan sejarah panjang dalam perkembangan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia,” ujarnya.

“Sementara NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia yang lahir dari buah pemikiran KH Hasyim Asy’ari akan menjadi pilar terpenting dalam lini kemajuan bangsa,” sambungnya.

Bahkan, kata Nadiem, untuk menghormati sejarah tersebut, Kemendikbud pun telah mendirikan Museum Islam Hasyim Asy’ari di Jombang, Jawa Timur.

Baca juga:

Mengenaskan, Umar Kori Tewas, Jasadnya Tertinggal di Mulut Buaya

Bukan Hanya Nama Jalan, Ada Sekolah Kartini yang Didirikan di Cirebon

Pindah Agama, drg Carissa Grani Berjuang Keras, Dianiaya Suami Hingga Ancaman Pembunuhan

“Selain itu, kata dia, dalam rangka 109 tahun Kebangkitan Nasional, Kemendikbud menerbitkan buku KH Hasyim Asy’ari: Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri,” unkapnya.

Sementara itu, Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid menambahkan, hilangnya nama pendiri Nadlathul Ulama KH. Hasyim Asyhari di Kamus Sejarah RI adalah murni kesalahan teknis.

Dia memastikan, tidak ada unsur kesengajaan untuk menghilangkan nama pendiri salah satu organisasi masyarakat (Ormas) Islam besar itu.

“Memang ada kesalahan teknis dalam penyusunan dan kami memohon maaf karena ini kesalahan yang tidak perlu terjadi, buku yang belum siap tapi di-upload di website resmi,” pungkasnya. (der/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: